JAKARTA, investor.id – Kementerian Perindustrian mencatat pasar farmasi Indonesia tumbuh sebesar 2,5% secara tahunan sepanjang kuartal I 2024. Pertumbuhan pasar ini terutama kontribusi dari perusahaan farmasi nasional yang memiliki pangsa hingga 80,74%. .
Plt Dirjen Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Reni Yanita menyampaikan, pertumbuhan pasar farmasi tersebut terutama didorong oleh produk resep yang mencapai 67,7%. Kemudian produk obat bebas hanya berkontribusi sebesar 32,3% terhadap pasar.
Dikatakan Reny, saat ini industri farmasi PMDN (domestik) masih mendominasi pasar sebesar 80.74%. Angka tersebut jauh lebih besar dibandingkan dengan multinational company (MNC) yang hanya menguasai 19.26%.
Reni menjelaskan, industri farmasi Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan. Di antaranya masih memiliki ketergantungan untuk impor bahan baku. Diketahui lebih dari 90% bahan baku yang digunakan industri farmasi nasional berasal dari luar negeri dengan Tiongkok dan India sebagai pemasok utama.
Selain itu, tantangan lain yang dihadapi adalah sertifikasi halal daripada bahan baku. Hal ini masih berhubungan dengan ketergantungan impor bahan baku. "Masih sulit memperoleh bahan baku yang sudah tersertifikasi halal mengingat masih mayoritasnya diperoleh dari impor dan juga terbatasnya LPH dan sumber daya penunjang lainnya yang memiliki kompetensi dan ruang lingkup untuk sertifikasi halal produk farmasi ini," pungkas Reni pada rapat bersama Komisi VII DPR, Selasa (9/7/2024).
Komentar (0)
There are no comments yet