PMMC News - Tahun 2020, merupakan tahun yang berat bagi seluruh sektor industri. Tak terkecuali bagi industri farmasi. Merebaknya wabah corona (Covid-19) sejak awal Maret 2020 di Indonesia, berdampak tingkat pertumbuhan industri farmasi menurun cukup tajam.
Tidak seperti gambaran banyak orang, industri farmasi ternyata tidak terlalu beruntung di tengah pandemi virus corona (Covid-19). GP Farmasi Indonesia mencatat hanya penjualan produk obat dan vitamin terkait Covid-19 yang meningkat. Selebihnya, mengalami penurunan penjualan.
Industri farmasi termasuk salah satu sektor usaha yang terdampak wabah corona (Covid-19). Sama seperti industri lainnya, penjualan farmasi juga menurun. Hanya produk obat yang peruntukannya masih berkait dengan Covid-19, seperti vitamin C dan vitamin E yang melonjak permintaan.
Selain itu, dampak Covid juga membuat pasokan bahan baku farmasi dari Tiongkok tersendat. Sementara industri farmasi Indonesia sangat bergantung pada pasokan bahan baku dari China.
Dalam situasi seperti sekarang ini saya rasa tidak ada pertumbuhan yang menarik, kalau masih bisa sama dengan tahun lalu saja sudah bagus. Karena penjualan industri farmasi dalam kondisi sekarang juga banyak menghadapi banyak persoalan. Obat yang sekarang diminta selalu obat Covid-19. Padahal itu virus baru datang belum terlalu lama, kita pasti bingung kalau diminta seperti itu.
Kondisi penjualan obat-obat yang lain juga menurun, karena banyak sekali orang yang tidak berani ke rumah sakit dan puskesmas lantaran takut tertular Covid-19. Tapi kalau yang peruntukannya masih terkait Covid-19, sperti vitamin C itu memang meledak-ledak.
Peningkatan penjualan obat-obatan tahun 2019 tidak besar, sekitar 4%. Nah, tahun 2020 bisa lebih rendah dari 4%. Sebab, kami tidak bisa alihkan produksi karena semua obat dan vitamin harus terregisterdi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Kalau tadinya tidak punya produk vitamin dan mendadak produksi, itu tidak mungkin, karena kita harus register dulu obatnya, dan itu perlu waktu 3-4 bulan.
Dampak dari pandemi Covid 19 bagi industri farmasi memang luar biasa. Sampai sekarang farmasi belum lay off terhadap karyawan, tetapi kalau keadannya makin buruk, ini yang sulit untuk mempertahankan. Hanya paling kami kurangi tenaga outsource yang membantu packaging, karena salesnya menurun.
Otomatis banyak yang menganggur ya, diberhentikan dulu tidak dilanjutkan kontraknya. Tetapi pegawai tetap sih belum ada yang di-PHK. Kalau bilang industri farmasi bertumbuh sih tidak, tetapi kami sektor yang bertahan di tengah Covid-19.
Polemik Penyediaan Vaksin Covid-19
Di tengah belum berakhirnya pandemi, publik dihadapkan pada polemik vaksinnasi Covid-19. Polemik penyediaan vaksin Covid-19 juga bergulir, hingga sebgaia masyarakat dibuat bingung karenanya.
Dari kacamata dunia farmasi, penelitian dan pengembangan untuk membuat dan memproduksi vaksin adalah suatu pekerjaan yang sulit serta memakan waktu. Tetapi dalam masa Pandemi Covid-19 yang menggegerkan/mengguncang dunia, banyak lembaga-lembaga Penelitian, Industri Farmasi dan Produk Biologi tingkat Multinasional dari banyak negara, berlomba lomba melakukan penelitian membuat vaksin Covid-19. Karena jika dapat menemukan dan dapat memproduksi vaksin Covid-19 (vaksin C19), dengan memenuhi syarat WHO maupun FDA dari negara-negara dimana industri farmasi itu berada, maka sudah dapat dipastikan akan menjadi bisnis yang sangat besar dan menguntungkan.
Kita semua tahu bahwa negara pertama yang terkena wabah Pandemi C19 adalah Tiongkok, maka wajar apabila penemuan pertama Vaksin C19 juga di Tiongkok. Jadi jika, kita mendengar ada Lembaga, Industri Farmasi atau Industri Produk Biologi, menginformasikan dan mempublikasikan sudah menemukan Vaksin C19, kami kurang percaya dan bahkan ragu.
Jadi kami sudah benar-benar yakin bahwa Tiongkok telah menemukan dan sudah bisa memproduksi berskala Industri dan Ekonomis / Komersial, serta memenuhi persyaratan dari WHO dan China FDA.
Kembali kepada bagaimana Pemerintah Indonesia dapat menyediakan Vaksin C19 untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia yang saat ini berpenduduk ±260 juta.
Sudahlah tepat, apabila Indonesia bekerja sama dengan Tiongkok, dalam hal ini adalah industri farmasi “Sinovac”. Yang perlu mendapat perhatian selanjutnya adalah, Tiongkok sendiri juga membutuhkan Vaksin C19 untuk rakyatnya sendiri, yang sangat besar.
Memang, di Tiongkok sendiri, terdapat cukup banyak pabrik vaksin dan juga sedang mengembangkan Vaksin C19. Pabrik vaksin di Tiongkok ada puluhan, sesuai dengan himbauan WHO bahwa seyogya-nya setiap negara memiliki sejumlah pabrik vaksin yang sebanding dengan jumlah penduduknya, yaitu setiap 50 juta penduduk di-“cover” oleh 1 (satu) pabrik vaksin. Sedangkan saat ini, di Indonesia dengan penduduk sejumlah ± 260 juta, hanya memiliki satu pabrik vaksin, yaitu Biofarma.
Konon kabarnya Sinovac mempunyai kapasitas produksi Vaksin C19 sekitar + 100 juta dosis per tahun. Disamping itu, Sinovac tidak hanya bekerja sama dengan Indonesia, tetapi juga bekerja sama dengan beberapa negara lain, seperti Brasil dan Banglades. Selain itu, Sinovac tentunya juga diwajibkan memasok kebutuhan di dalam negeri Tiongkok sendiri. Kami menjadi ragu dan khawatir, seberapa besar Sinovac bisa memasok seluruh kebutuhan Indonesia? Tentu saja kita smeua berharap, agar program vaksinasi Covid-19 ini dapat terlaksana dengan baik di Indonesia.
Terkait dengan program vaksinasi Covid-19 ini, seluruh angggota GP Farmasi siap membantu distribusi vaksin yang akan didistribusikan ke daerah-daerah. Terutama para Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang memiliki jaringan cukup luas di berbagai daerah. PBF adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan.
Kita sudah tahu bahwa dengan 180 juta dosis vaksin Covid-19 yang harus dibagikan kepada 260 juta rakyat Indonesia, tentau tidak mudah untuk mendistribusikan. Maka itu, kita GP Farmasi memiliki niat baik menawarkan kepada pemerintah untuk membantu mendistribusikan. Niat baik kami ini dilandasi harapan agar program pemerintah untuk vaksinasi covid-19 dapat terlaksana dengan baik dan lancar. (*)
Komentar (0)
There are no comments yet