Yogyakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi 8% yang diharapkan tercapai dalam lima tahun ke depan. Demi mencapai target tersebut, sektor industri nasional pun terus digenjot. Plt. Dirjen Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Reni Yanita mengatakan sektor industri memang menjadi salah satu mesin penggerak utama (prime mover) yang mampu mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi nasional. "Pemerintah menetapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% dapat tercapai pada lima tahun ke depan. Untuk mencapai target pertumbuhan tersebut, sektor industri akan terus menjadi salah satu penopang utama industri nasional," katanya dalam acara Outlook Sektor Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Tahun 2025 oleh Kemenperin di Yogyakarta, Selasa (17/12/2024). Reni memaparkan, berdasarkan trajectory atau lintasan yang telah disampaikan oleh Bappenas, industri pengolahan nonmigas diharapkan tumbuh 7,29% sampai 8,84% tahun 2025 sampai 2029. Angka ini berada di atas pertumbuhan ekonomi. "Dengan besaran target tersebut, sektor Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil didorong untuk tumbuh dari 6,59% pada tahun 2025, 7,97% pada tahun 2027, dan 7,59% pada tahun 2029," jelasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, subsektor yang diharapkan menjadi pendorong pertumbuhan tersebut adalah Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional, yang pertumbuhannya mencapai 7,98% sampai 9,33%; dan Industri Barang Galian Bukan Logam, yang pertumbuhan 8,36% sampai 8,74%. "Kontribusi Sektor IKFT ditargetkan dari 3,62% di tahun 2025 menjadi 3,86% di tahun 2029. Subsektor yang diharapkan menjadi pendorong kontribusi tersebut antara lain Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional dengan kontribusi 1,44% sampai 1,62%, serta Industri Tekstil dan Pakaian Jadi dengan kontribusi 1,07% sampai 1,09%," tambahnya.
Untuk itu, Reni menyebut, tahun 2025 nanti pihaknya akan fokus pada peningkatan investasi, penyediaan fasilitasi fiskal dan non fiskal, peningkatan dan pemanfaatan teknologi dan Inovasi melalui kebijakan, serta perbaikan rantai pasok. "Kami juga melaksanakan beberapa kebijakan yang fokus pada optimalisasi pasar dalam negeri seperti Fasilitasi dalam Rangka Penerapan dan peningkatan nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) Sektor Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil serta business matching dan peningkatan akses produk IKFT dalam belanja pemerintah," jelas Reni.
Selain itu, Reni menyebut Kemenperin juga akan meningkatkan kerja sama dan promosi pada forum-forum posisi runding kerja sama internasional serta promosi dan akses pasar luar negeri. Pihaknya juga akan fokus pada perencanaan dan pembinaan standardisasi dan regulasi teknis industri.
(dce)
Komentar (0)
There are no comments yet