Bandung - Pemerintah mempersiapkan industri farmasi untuk bisa berkembang. Hal ini dilakukan agar industri farmasi tidak melulu bergantung pada produk impor.
Wakil Menteri BUMN I, Pahala Mansury mengatakan, Indonesia saat ini menghadapi tantangan agar sektor kesehatan bisa diakses oleh masyarakat luas. Salah satu langkah agar sektor farmasi bisa berkembang, dengan menjalin kolaborasi bersama pihak lain.
Holding BUMN Farmasi yang terdiri dari PT Bio Farma, PT Kimia Farma, dan PT Kimia Farma Apotek (KFA) pun sudah menandatangani kerja sama strategis dengan Indonesia Investment Authority (INA) dan didukung oleh Silk Road Fund (SRF). "Indonesia setelah melewati pandemi, tantangannya adalah bagaimana sektor kesehatan ini bisa diakses dan dijangkau, masyarakat. Tentunya, juga kerjasama ini mendorong kita lebih mandiri," kata Pahala dalam keterangannya, Rabu (7/12/2022).
Pahala tidak memungkiri, Indonesia dalam bidang healthcare masih didominasi produk impor. Dengan kerjasama ini, Pahala berharap, Kimia Farma dan Kimia Farma Apotek tidak hanya dapat melakukan distribusi produk, namun juga dapat mengembangkan dan riset produk secara mandiri. "Yang terpenting adalah meningkatkan kualitas pelayanan healthcare untuk masyarakat di Indonesia yang lebih baik," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir mengatakan bahwa kerja sama investasi ini menjadi landasan bagi grup Bio Farma dalam meningkatkan kontribusi lebih besar lagi terhadap kemajuan industri healthcare Indonesia. "Kami percaya bahwa dengan peningkatan kelas industri healthcare maka berdampak positif pula terhadap tingkat kesehatan masyarakat di Indonesia," kata Honesti. Ia mengatakan masuknya investor akan membuka peluang pasar,meningkatkan performa operasional serta kualitas layanan pada ritel dan layanan kesehatan. "Selain itu, kolaborasi tersebut juga dapat meningkatkan struktur permodalan Perseroan sehingga mampu melakukan pengembangan usaha," ujarnya. Menurutnya, ini merupakan salah satu komitmen Bio Farma sebagai salah satu BUMN farmasi adalah bisa mengembangkan produk serta meningkatkan layanan kesehatan yang terintegrasi di Indonesia melalui kerjasama dengan berbagai pihak.
Bio Farma akan mendorong industri healthcare nasional naik kelas menuju kualitas dan standar internasional. Untuk itu penandatangan kerjasama strategis ini menjadi langkah penting dalam rangka memperkuat permodalan Perseroan dan mendukung ekspansi anak perusahaan ke tingkat selanjutnya. Total investasi yang digelontorkan oleh INA dengan dukungan SRF sekitar Rp 1.86 Triliun untuk 40% kepemilikan di KFA. Investasi ini akan digunakan untuk mendanai ekspansi bisnis strategis KFA, kebutuhan modal kerja serta inisiatif untuk lebih meningkatkan efisiensi operasional. Kedua investor juga akan berpartisipasi dalam rencana transaksi Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) yang telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 14 Oktober 2022 di Jakarta.
KAEF akan mendapatkan dana untuk mendukung modal kerja dalam rangka ekspansi Perusahaan dan peningkatan pelayanan kesehatan yang lebih baik kepada masyarakat Indonesia. Untuk diketahui, Investasi dari INA akan digunakan untuk pengembangan bisnis Kimia Farma dan Kimia Farma Apotek.
Komentar (0)
There are no comments yet